Psikologi Ceria^^

It's all about Psikologi..

Ekologi Kelas “Lingkungan Kelas” (Psikologi Pendidikan) April 23, 2010

Filed under: Uncategorized — punyabunga @ 12:37 am

Pengertian

Lingkungan kelas adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat proses pembelajaran dilaksanakan. Doyle (1979, 1986) mendeskripsikan kelas sebagai sesuatu yang bersifat multidimensional, serentak, segera, dan tidak dapat diprediksi. Ruang kelas adalah lingkungan yang kompleks dimana manusia berinteraksi, saling bergantung antar satu orang ke orang lain, dan dengan berbagai karakter unik dalam lingkungan sosial dan fisik yang spesifik

Faktor penting yang menentukan hasil belajar adalah lingkungan kelas. Dalam lingkungan kelas yang menyenangkan, siswa akan senang belajar, dan secara langsung akan meningkatkan hasil belajar. Sebaliknya jika lingkungan kelas tidak nyaman maka tidak akan mendukung hasil belajar yang maksimal. Lingkungan kelas merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar siswa.

Lingkungan kelas tersebut dapat bersifat fisik, misalnya ruang kelas, perabotan kelas, kebersihan kelas, meja-kursi, dan lain lain. Lingkungan kelas juga dapat bersifat non fisik, misalnyai nteraksi, ketenangan, dan kenyamanan.

Prinsip Penataan Kelas

Berikut adalah empat prinsip dasar yang bisa digunakan ketika menyusun kelas (Evertson, Emmer, & Worsham, 2006)

  • Mengurangi hambatan di arena macet.

Gangguan dan kekacauan sering kali muncul di area macet. Ini meliputi area kerja kelompok, meja siswa, meja guru, rautan, rak buku, ruang komputer, dan lokasi penyimpanan. Sebisa mungkin, pisahkanlah area ini satu sama lain dan pastikanlah area tersebut mudah didatangi.

  • Memastikan bahwa guru bisa dengan mudah melihat semua siswa.

Sebuah tugas manajemen yang penting adalah memantau siswa dengan seksama. Untuk melakukan ini, guru harus mampu untuk melihat semua siswa pada pada setiap waktu. Pastikanlah ada barisan meja yang kosong di antara meja guru, lokasi pembelajaran, meja siswa, dan semua area kerja siswa. Berdirilah di tempat-tempat yang berbeda di ruangan untuk mencari tempat yang terhalangi.

  • Membuat materi pengajaran yang sering digunakan dan persediaan siswa menjadi mudah untuk diakses.

Hal ini meminimalisasi waktu persiapan dan pembersihan, begitu pula dengan kemunduran dan istirahat dalam alur aktivitas.

  • Memastikan bahwa siswa bisa dengan mudah mengobservasi presentasi seluruh kelas.

Tetapkanlah dimana guru dan siswa akan mengambil tempat ketika presentasi seluruh kelas terjadi. Untuk aktivitas ini, siswa seharusnya tidak perlu memindahkan kursi atau menoleh. Untuk mencari tahu seberapa baik siswa bisa melihat dari tempat mereka, duduklah di kursi mereka di bagian-bagian yang berbeda dari ruangan tersebut.

Menurut Louisell, ketika menata lingkungan fisik kelas, guru harus mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut:

  1. Visibility (keleluasan pandangan), artinya penempatan atau penataan barang-barang di dalam kelas tidak mengganggu pandangan siswa sehingga mereka secara leluasa dapat memandang guru, benda, atau kegiatan yang sedang berlangsung.
  2. Accebility (mudah dicapai), artinya barang-barnag atau alat-alat yang biasa digunakan oleh siswa dalam proses pembelajaran mudah dijangkau.
  3. Fleksibilitas (keluwesan), artinya barang-barang yang ada di dalam kelas hendaknya mudah untuk ditata dan dipindah-pindahkan sesuai dengan tuntutan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa dan guru.
  4. Kenyamanan, baik bagi siswa maupun bagi guru sendiri.
  5. Keindahan, berkenaan dengan usaha guru menata ruangan kelas yang menyenangkan dan kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Ruangan kelas yang indah dan menyenangkan, berpengaruh positif terhadap sikap dan tingkah laku siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.

Tujuan Penataan Kelas

Tujuan utama penataan lingkungan fisik kelas adalah mengarahkan kegiatan siswa dan mencegah munculnya tingkah laku siswa yang tidak yang tidak diharapkan melalui penataan tempat duduk, perabot, dan barang-barang lainnya yang ada di dalam kelas, sehingga memungkinkan terjadinya interaksi aktif antara siswa dan guru serta antar siswa, dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu penataan kelas harus memungkinkan guru dapat memantau semua tingkah laku siswa sehingga dapat dicegah munculnya masalah disiplin. Melalui penataan kelas, diharapkan siswa dapat memusatkan perhatiannya dalam proses pembelajaran dan akan bekerja secara efektif.

Gaya Penataan Kelas

  • Gaya auditorium (auditorium style), semua siswa mengghadap guru. Susunan ini mencegah kontak siswa secara berhadap-hadapan dan guru bebas untuk bergerak ke manapun di dalam ruangan. Sering digunakan ketika guru memberikan kuliah atau seseorang mengaddakan presentasi untuk semua kelas.
  • Gaya berhadap-hadapan (face-to-face style), siswa duduk berhadap-hadapan satu sama lain. Gangguan dari siswa lain akan lebih tinggi dalam susunan ini daripada gaya auditorium.

  • Gaya off-set (off-set style), siswa dalam jumlah yang kecil (biasanya tiga sampai empat orang) duduk di meja, tetapi tidak duduk berseberangan secara langsungdari satu sama lain.

  • Gaya seminar (seminar style), siswa dalam jumlah besar (empat sampai delapan) duduk dalam susunan sirkuler, persegi empat, atau bentuk U. Ini efektif ketika guru menginginkan para siswa untuk berbicara satu sama lain atau berbincang dengan anda.
  • Gaya kelompok (cluster style), siswa dalam jumlah kecil (biasanya empat sampai delapan) bekerja dalam kelompok kecil yang saling berdekatan. Susunan ini sangat efektif untuk aktifitas belajar secara kolaboratif.

Personalisasi kelas

Menurut ahli manajemen kelas, Carol Weinstein dan Andrew Mignano (2007), ruang kelas sering kali menyerupai kamar motel. Menyenangkan tetapi impersonal, tidak memperlihatkan apapun tentang orang-orang yang menggunakan ruang tersebut.

Untuk mengubah ruang kelas agar mencerminkan karakteristik siswa yang menggunakan ruang tersebut, tempellah foto, karya seni, proyek tertulis para siswa, grafik yg menyebutkan hari ulang tahun (dari siswa-siswa sekolah dasar dan masa kanak-kanak awal), serta ungkapan positif lain dr identitas siswa.

Langkah-Langkah Mendesain Kelas

Langkah-langkah mendesain kelas (Weinstein, 1997; Weinstein dan Mignano, 1997)

  1. 1. Pertimbangkan apa aktivitas yang akan dilakukan murid

Jika anda akan mengajar TK atau SD, anda perlu menciptakan setting untuk membaca dengan suara keras, mengajar membaca secara berkelompok, tempat untuk berbagi pandangan, pengajaran matematika dan tempat pelajaran untuk keterampilan dan seni. Guru sains sekolah menengah mungkin harus mengakomodasi intruksi untuk seluruh kelompok, aktivitas laboratorium dan presentasi media. Di sebelah kiri kertas kerja, buat daftar aktivitas murid yang akan dilakukan. Disebelahnya ditulis susunan khusus yang perlu dipertimbangkan; misal area seni dan sains perlu berada di dekat komputer, dekat outlet listrik.

  1. 2. Buat gambar rencana tata ruang

Sebelum anda memindah perabot, gambar beberapa rancangan tata ruang dan kemudian pilih salah satu yang menurut anda paling baik.

  1. 3. Libatkan murid dalam perencanaan tata ruang kelas

Anda dapat merancanakan tata ruang sebelum sekolah dimulai, tetapi setelah sekolah dimulai, tanyakan kepada murid tentang bagaimana pendapat mereka tentang rencana anda itu. Jika mereka menyarankan perbaikan yang masuk akal, cobalah. Murid sering melaporkan bahwa mereka ingin ruang yang memadai dan tempat sendiri dimana mereka bisa menyimpan barang-barang mereka.

  1. 4. Cobalah rancangan dan bersikaplah fleksibel dalam mendesainnya

Beberapa minggu setelah masuk sekolah, evaluasilah efektivitas ruang anda. Waspadalah pada problem yang mungkin muncul akibat penataan itu. Misalnya, sebuah studi menemukan bahwa ketika murid TK berkerumun di dekat guru yang membacakan sebuah cerita, mereka kerap ribut sendiri (Krantz dan Risley, 1972). Atur murid dalam posisi setengah lingkaran agar dapat mengurangi keributan.

Tip-Tip Penataan Kelas

  • Pastikan area ruang kelas didefinisikan  dengan baik
  • Tata jalan tempat lalu lalang dan tempat penyimpanan
  • Perabot yang bersih dan aman adalah keharusan
  • Menata ulang kelas adalah sesuatu yang menyegarkan. Cari sudut pandang yang berbeda untuk menempatkan orang dan barang
  • Materi harus disimpan di tempat yang sama sepanjang tahun ajaran
  • Kelas harus terang dan menyegarkan dengan banyak materi  dan kenangan sekolah yang bisa dibaca dan dilihat murid

Yang Harus Diperhatikan dalam Penataan Kelas

Ruang kelas yang baik adalah ruang kelas yang dapat mendukung usaha para guru  dalam mengajar. Untuk mencapai tujuan itu, selain ruang kelas harus aman, ruang kelas juga harus diciptakan sedemikian rupa sehingga nyaman untuk menjadi tempat belajar dan bermain. Berikut ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Perabotan Furniture
Lihatlah tempat duduk di Sekolah Anda, apakah sudah sesuai dengan ukuran anak-anak atau belum. Tempat duduk yang tepat bagi anak-anak adalah apabila anak-anak dapat duduk dengan posisi nyaman, dengan kaki menyentuh lantai. Apabila tempat duduk terlalu tinggi maka setelah 10 menit duduk, anak-anak akan gelisah dan segera mencoba menggerakkan badan dan memindahkan kakinya. Demikian pula mejanya. Jika dalam kelas anak-anak menggunakan meja dengan ukuran tinggi/besar yang sebenarnya untuk orang dewasa, maka kegiatan belajar ataupun bermain yang memerlukan meja tidak akan efektif, karena dengan meja yang terlalu tinggi atau terlalu besar, jangkauan kegiatan belajar dan bermain anak-anak akan sangat terbatas. Untuk itu pastikan perabotan (meja, bangku, kursi, rak buku, peralatan permainan, dll.) di ruang kelas Sekolah Minggu Anda sesuai dengan ukuran anak-anak.

Apabila di tempat Anda hanya tersedia tempat duduk (kursi atau bangku) dan meja ukuran dewasa, maka cara mengatasinya Anda dapat menggunakan tikar saat mengajar atau bermain sehingga anak-anak dapat duduk dan bermain di atas tikar dengan nyaman.

2. Penerangan
Penerangan ruang kelas yang kurang terang akan dapat menyebabkan kelelahan pada mata dan menyebabkan sakit kepala, sehingga mempengaruhi semangat anak-anak dan guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar di Sekolah. Penerangan yang baik dapat diperoleh jika tersedia jendela dan ventilasi yang cukup. Namun demikian, perlu juga diperhatikan agar penataan tempat duduk tidak membuat penerangan dari luar menyilaukan penglihatan anak-anak. Karena sinar yang terlalu kuat juga akan mengganggu penglihatan.

3. Lantai, Dinding, dan Langit-langit
Ada baiknya jika lantai ruangan menggunakan karpet. Karena selain dapat meredamkan suara, karpet juga dapat menyediakan lantai yang hangat untuk diduduki anak-anak dengan nyaman ketika melakukan kegiatan bermain di lantai. Juga agar dapat mendukung sistim akustik ruangan, dinding, dan langit-langit sebaiknya menggunakan bahan yang dapat meredamkan suara. Sehingga kegiatan yang dilakukan oleh kelas  yang satu tidak mengganggu kelas yang lain.
4. Warna Cat
Bagaimana dengan warna cat di ruang kelas? Warna gelap dan warna yang kuat kurang cocok bagi ruang kelas. Anda dapat memilih warna pastel dan warna cerah untuk ruang kelas Anda, karena hal ini dapat menambah semarak dan semangat anak-anak dalam belajar maupun bermain. Demikian pula kombinasikan warna-warna secara harmonis akan sangat membantu meriangkan suasana ketika anak-anak bermain.

5. Gambar dan Poster
Gambar-gambar dan poster-poster sebaiknya dipasang sesuai dengan arah pandang anak-anak. Untuk memperbaharui suasana di sekolah Anda, kurang lebih sebulan sekali, rubahlah posisi gambar-gambar dan poster-poster yang menempel di dinding. Bisa juga Anda mengganti dengan gambar-gambar dan poster-poster yang lain atau kadangkala biarkan dinding ruangan kelas kosong untuk membuat suasana yang berbeda supaya anak-anak tidak jenuh dengan suasana yang itu-itu saja.
6. Ukuran Ruang Kelas
Sebaiknya ruang kelas cukup luas, sehingga anak-anak memiliki ruang gerak yang cukup untuk melakukan aktivitas bermain. Anak bisa melakukan aktivitas bermain di tempat duduk, namun bisa juga di lantai dengan nyaman. Apabila Anda berasal dari sekolah yang kecil dimana kelasnya sempit, beberapa hal berikut ini dapat Anda lakukan:

  1. Apabila jumlah anak terlalu banyak sehingga ruang kelas tidak cukup, maka sebaiknya Anda membagi anak-anak dalam dua kelas. Bila hanya ada satu ruangan maka Anda dapat membagi menjadi kelas pagi dan sore (atau dengan jam yang berbeda).
  2. Anda juga dapat menyingkirkan perabotan yang tidak digunakan, seperti meja besar, bangku cadangan, lemari dan sebagainya. Karena ruang kelas seringkali menjadi seperti gudang, maka pindahkan perabot-perabot yang bisa dipindahkan dan yang tidak digunakan.
  3. Buatlah rak-rak yang menempel di dinding, dengan jarak 125 cm dari atas lantai untuk mengganti rak-rak penyimpanan yang ada di lantai. Dengan demikian lantai menjadi lebih luas.
  4. Letakkan benda-benda yang tidak digunakan diluar jangkauan anak-anak. Tapi sediakan rak-rak rendah bagi alat-alat yang akan digunakan anak-anak pada saat belajar dan bermain. Hal ini akan menolong anak untuk dapat mengambil dan mengembalikan barang-barang mainan sendiri tanpa bantuan guru.
  5. Jika perlu, sediakan ruang penyimpanan bagi guru di luar ruang kelas, sehingga ruang kelas hanya diperuntukkan bagi kegiatan anak-anak saja.

7. Media dan Alat-alat
Media, alat peraga, buku panduan, alat permainan seperti peralatan alat-alat musik dan peralatan lainnya sebaiknya disimpan dengan rapi menurut kelompok fungsinya, di tempat yang sudah disediakan (rak/lemari) agar dapat dicari dengan mudah pada saat akan digunakan dan hanya dikeluarkan bila akan digunakan.
Namun apabila alat permainan dan media yang Anda miliki terbatas, jangan kuatir karena anak-anak memiliki imajinasi yang tinggi. Dengan imajinasi tersebut mereka masih dapat bermain dan melakukan aktivitas dengan materi, media, dan alat-alat yang tersedia. Kegembiraan mereka tidak akan berkurang dan mereka masih bisa memperoleh pengalaman yang sangat berarti.

 

Tinggalkan komentar